Edy Agustinus, S.Sos.,M.Sos Resky Nanda Pranaka, S.K.M Nunik
Hasriyanti, S.T.,M.T Agung Hendra Pajarai, S.Tr.Kep
Rendahnya akses sanitasi disuatu wilayah menunjukkan bahwa derajat kesehatan dan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri masih perlu ditingkatkan.
Upaya-upaya untuk meningkatkan akses terhadap
sanitasi (jamban sehat) terus digerakkan. Salah satu upaya yang dimaksud adalah
melakukan perubahan kebijakan dari yang sebelumnya berbasis project driven menjadi
pemberdayaan masyarakat atau dikenal dengan istilah Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM). Namun, dalam perkembangannya, pelaksanaan STBM di wilayah Pedesaan dinilai belum optimal.
Buku
yang berjudul Jamban
Sehat Berbasis Pemberdayaan (Jas-Beda) di Landak
ini hadir dengan menyajikan alternatif
model pemberdayaan dalam rangka memperkuat implemetasi konsep STBM dan utamanya
adalah untuk meningkatkan akses terhadap pemanfaatan jamban sehat.
Saya
menilai model pemberdayaan yang disajikan sangat menarik karena didasarkan pada
pengamatan yang mendalam terutama
hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kepemilikan jamban, kondisi eksisting sanitasi serta konstruksi sosial
masyarakat terkait dengan penggunaan jamban. Selain itu, sajian buku ini tampak semakin
kaya karena menawarkan 3 (tiga) tipe alternatif
desain lengkap tentang jamban sehat.